Photobucket Dapatkan Uang Dengan Hanya melihat-lihat iklan yang ada, mudah dan menyenangkan, cobalah sekarang juga, GRATIS ! klik diatas

Senin, 01 Desember 2008

Pengasuh Hewan Bagian 6

Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku melingkarkan hnduk itu dibadanku, menutupi buah dada dsampai pahaku yang mulus….kubiarkan Joki sendirian di halaman terbengong-bengong dengan apa yang baru saja dia lakukan padaku…ebih tepatnya apa yang aku lakukan padanya…

Aku masuk kedalam kamarku bermaksud beragnti pakaian…ketika pinti kututup, Tokang kecil sedang didalam, namun aku tidak terlalu memperhatikannya, sejak dia sekamar denganku, aku memang sering bugil didepannya, Tokang kecil sepertinya belum mengerti “kegunaan kelamin” jadi aku santai santai saja telanjang dihadapannya…

Saat kubalikan badankumonyet kecil itu melompat padaku (memang dia sering melakukannya karena dia sayang padaku). Kali ini Tokang dengan cekatan menysupkan tangannya kebalik handukku, tujuannya sudah bisa kuduga, dia ingin menetek.

Namun bersamaan dengan itu ekor mataku menatap sosok lain di dalam kamar kami, seekor jantan berbulu emas sedang berada disitu (belakangan aku tahu dia diberi nama Kororo, usianya sekitar kera remaja) entah kapan dan bagaimana dia disitu, aku agak gugup…tapi semua sudah “agak” terlambat....rogohan tangan Tokang membuyarkan ikatan handukku, praktis handuk yang satu satunya melindungi tubuhku terlepas dari ikatannya….

Handuk itu melorot kebawah secepat pikiranku yang tersadar kembali…dengan sigap kutangkap ujung handuk itu dengan tangan kananku dan berusaha menutupi auratku yang terekspose bebas…

Agak risih rasanya, bagaimanapun aku seorang wanita yang telah menikah, dan seekor jantan asing yang (kupikir) telah siap kawin melihatku berbugil ria di sebuah kamar sempit 3 x 4 meter. Tentu saja tangan kananku berusaha menutupi kewanitaanku dengan handuk itu, walaupun kini bokongku terlihat bebas tanpa “pengaman”.

Hal yang buruk menyusul, tidak berhenti disitu saja, berat badan Tokang telah meningkat drastis, dengan melakukan lompatan seperti itu ke tubuhku dia membuat keseimbanganku goyang, aku tidak bisa berdiri dengan benar, dan masih untung aku terjatuh di bed tidur, dan semuanya terjadi begitu cepat…

Tokang tengkurap diatas dadaku, dia tidak peduli apapun, mulutnya dengan cekatan menydot air susu dari putingku. Kubiarkan monyet kecil ini menikmatinya, menghisap hisap putting susuku, entah apa yang mas Heru lakukan jika dia tahu ini juga adalah bagian dari “paket bonus” pekerjaan yang kuterima.

Sesaat aku menjadi bgitu sibuk dengan Tokang yang begitu bergumul dengan kedua payudaraku yang kencang dan mulus, kedua tanganku sibuk menjaga badannya agar berada dalam posisi “proporsional”. Tiba-tiba aku lupa memegang handuk yang menutupi auratku, karena konstrasiku pada Tokang.

Tubuhku benar benar terkunci dibawah Tokang, tubuhnya yang berat tidak sanggup aku geserkan. Tba tiba aku merasaan sesuatu…monyet emas remaja (Kororo) itu membuka handuk penutup tubuhku satu satunya…aku terkejut bukan main…sementara Tokang sibuk membenamkan kepalanya di dadaku, monyet muda itu menghempaskan handukku ke lantai…kini vaginaku terlihat sempuran olehnya…ya ! aku gugup setengah mati …bagaimana jika monyet ini birahi terhadap liang kemaluanku ? jika Joki saja berkinginanseperti itu, bagaimana dengannya ?

Sesaat matanya yang bulat hitam tampak tercenung melihat gundukan hitam yang terpampang dihadaannya…bibir vaginaku yang gemuk memperlihatkan garis “membelah vertikal” yang sangat jelas, perlahan jantunku mulai berdebar saat tangan Kororo menyentuh kemaluanku…menyentuh saja…menggesek dua, tiga kali….wajahnya yang tanpa ekspresi membuatku berpkir jika Kororo juga seperti Tokang yang tidak tertarik dengan organ intim wanita manusia. Namun keyakinanku mendadak sirna ketika dia maju mendekat dan melebarkan kedua pahaku yang pasrah…kini dapat kurasakan kedua bibir vaginaku terkuak lebar lebar…

Ohh…astaga…jeritku dalam hati….kenapa bisa begini ?...kupikir bersenggama dengan Joki akan menjadi yang terakhir bagiku…kini aku telah dihadapkan dengan situasi dimana aku tidak bisa mengelak untuk melakukannya sekali lagi…

Jari tengah kororo mengurut urut belahan memekku…perlahan lahan seiring hisapan Tokang pada putingku yang mengeras….

Sesaat sensasi itu dengan “ insting tubuh wanita 33 tahunku” diresponse dengan cara yang tidak kuinginkan…tubuhku melonjak menikmati sensasi itu…dan tanpa sadar lubang memekku berkontraksi dan mengeluarkan cairan kecil, bersamaan dengan itu sisa sisa mani Joki juga ikut keluar…kini vaginaku telah basah..dan nampak belepotan lendir mani yang menetes….

Kororo tampak sedikit terkejut…namun cairan itu justru memancing insting “keingintahuannya” …dengan cepat kedua ibu jarinya menguakkan lebar lebar memekku…sedangkan jari tengahnya mulai memasuki liang kewanitaanku yang tadinya diobok-obok Joki…

Aku tak dapat melakukan apa apa terkecuali membiarkan Kororo melakukan apa yang da inginkan, satu hal yang kuhindari adalh jika Tokang melihat semua itu, kupeluk dia dalam dalam, entahlah rasa sayangku pada kera kecil ini sedemikian dalam sehingga aku tak ingin dia melihatku dipermalukan seperti itu…

Jari jari Kororo menucek kucek vaginaku…semakin lama bau mani Joki yang tersisa senmakin mencuat….aku merasa sangat dipermalukan…aku, seorang wanita yang telah menikah telah menerima kenyataan liang peranakannya telah kedapatan dimasuki oleh jari jemari sekor orang utan…liang kemaluanku ..oh… ….

Kororo sempat membau baui tangannya sendiri…dan sepertinya bau itu dia kenali dengan baik….

Sekitar 10 menit aku dimasturbasi oleh Kororo si kera itu, namun yang terjadi di luar perkiraanku, Kororo bergerak menjauh dariku dan sesaat kemudia dia pergi keluar kamar…saat dia mendekati pintu, aku begitu girang…dan yang kuharapkan benar benar terjadi…kera itu membuka pintunya dan pergi keluar…sesaat kupikir kera kera berbulu emas ini adalah kera kera cerdas, buktinya Kororo dengan mudah bisa membuka pintu keluar…sementara aku mendorong tubuh Tokang dan membersihkan diriku serta cepat cepat mengenakan pakaianku kembali…

Pengasuh Hewan Bagian 5

Akhirnya aku berhasil membawa semua perhiasan itu kerumah nenek, hari itu hari senin, jadi masih ada 6 hari lagi ke hari sabtu, hari dimana aku bisa pulang tanpa dicurigai, perhiasan perhiaan itu kutaru di kandang kuda, jadi semuanya aman. Namun semuanya tidak berjalan semulus yang kuduga. Joki rupanya sangat horny padaku, dia bahkan sering berusaha menyetubuhi kakiku dan melompat lompati aku. Terpaksa anjing ini kukurung di kandang bekas Tokang. Namun sialnya baru sehari dikurung, nenek membawa lagi 3 orang utan berbulu emas, kali ini orang utan biasa, 2 jantan dan 1 betina,

Selama ke tiga orang utan ini berada di kandang, Joki selalu mengejar ngejar aku, bahkan seringkali pintu luar rumah dikorek koreknya dari luar, setiap ada kesempatan bertemu, moncongnya yang kasar dan bau itu selalu disodok sodokannya ke selangkanganku.

Aku merasa malu sekali…jangan jangan anjing ini sadar saat kurakura tua meminjam tubuhnya untuk melakukan senggama denganku ?!...jangan jangan dia merasa pernah melakukannya dan merasa hal itu bloeh boleh saja…?! Oh…astaga…aku tidak tahu pasti, namun yang jelas tingkah polah Joki yang sekarang telah memberikan gambaran seperti itu, sekarang anjing ini benarbenar bernafsu padaku, setiap kali aku mengusirnya menjauh dia tidak mendengarkanku…sehingga aku jadi malas keluar rumah kecuali terpaksa seperti menyapu halaman dan mandi…

Hari Kamis, pagi itu aku berhasil menyelinap ke kandang kuda nenek untuk mengambil karung perhiasan hadiah sang kura kura..kubawa diam-diam menuruni bukit rumah nenek dan sesampainya aku di pinggir jalan, kusembunyikan kantung perhiasan itu ditempat yang aman (jalan kecil tak beraspal tempat yang selalu dilalui mas Heru saat menjemputku pulang), aku berharap aku bisa mengambilnya nanti sewaktu dijemput mas Heru hari sabtu.

Sesudah melakukannya aku kembali ke rumah nenek, berusaha untuk tidak terlihat mencurigakan. Sesampainya dihalaman, jantungku berdebar kencang, kuharap …sangat kuharap aku tidak bertemu nenek atau penghuni rumah lainnya..aku tidak mau diinterogasi dan terlihat gugup…

Namun sungguh diluar keinginanku aku bertemu nenek di halaman, rupanya dia sedang menyapu dan memetik buah, aku langsung gugup karenanya, andai aku tidak berkaitan dengan harta perhiasan gaib itu tentu aku tidak segugup ini…”eh, kemana saja kau Ayu ? pagi pagi ini pakaianmu sudah kotor ? “ sapa nenek tersenyum, ah..gawat ! rokku agak kotor terkena tanah saat aku berusaha memanjat bukit tadi…”tadi..ehnnmmm…sa..saya membuang sampah nek..” jawabku tertahan…” nenek mengangguk perlahan….namun matanya yang tajam seolah menusuk kedalam jiwaku…aku benar benar gugup…jangan jangan da tahu tentang perhiasan itu…pikirku…”sepertinya kamu agak sakit?” tanya nenek lagi…”tii…tidak..”jawabku terpojok..aku tidak dapat mengelak lebih lama lagi….sampai….

Guukguukkk…astaga..Joki..! anjing celaka ini dating disaat yang tepat..memecah kesunyian diantara aku dan nenek…”oh..si Joki…sekarang tambah gemuk dia…kamu pintar merawat, Ayu..” puji nenek sambil mengelus elus kepala Joki..dan saat yang tepat untuk beralih saat perhatiannya berubah…”ehmm…nenek bisa aja…sini..biar saya mandikan dulu…” pintaku… nenek hanya tersenyum ramah…aku tahu hanya itu jalan satu satunya untuk menghilang sejenak dari pandangan nenek… …

Kutarik kalung Joki dan kutuntun ke kamar mandi… sesampainya disana, pintu kukunci rapat…perlahan kuhembuskan nafas keteganganku…perhiasan itu sudah aman..dan yang terpenting nenek sepertinya tidak curiga sama sekali…

Aku merasa sangat senang dan tenang sekarang…hanya perkara memandikan Joki, bukan hal yang sulit bagiku…Joki suka mandi di pancuran…jadi kubuka saja kerannya dan kumandikan dia di bawah pancuran. Mungkin karena rasa senang yang menghampiriku, aku merasa mandi bareng anjing ini tidaklah terlalu buruk, toh aku sudah mendapatkan perhiasan itu, dan dengan cuek kutanggalkan seluruh pakaianku…dengan cepat kami berdua telah bertelanjang bulat. Aku berjongkok untuk menyabuni tubuhnya sedangkan Joki sibuk menjilati dadaku, perutku dan tentu saja kewanitaanku…lidah Joki yang keras membuatku kegelian…kupikir tanpa anjing ini aku tidak dapat disembuhkan dan perhiasan dari sang kurakura tak pernah kudapat…kupikir mungkin aku bisa memberinya hadiah kecil sebagai terima kasihku…aku kemudian berdiri…dan membalikan tubuhku..agak menunggingkan pantatku…dan Joki mngerti itu…dijilatinya anusku…bisa kurasakan dengusan nafasnya berpacu dibelahan pantatku…

Semakin lama, permainan ini semakin enak…secara tidak sadar aku meraba raba itilku…rasanya sangat menggelikan…Joki yang melihat itu memajukan moncongnya dan menjilati vaginaku…terang saja bulu moncognya yang kasar serta kumisnya yang runcing menusuk nusuk kulit kemaluanku..Joki tidak sengaja melakukannya namun rasa geli geli itu membuatku tidak bisa menahan nafsuku…ughhh…ohhhh…rasanya enaakk sekali…kubalikan tubuhku dan aku duduk di pinggiran kloset duduk, kubiarkan Joki menjilati bibir vaginaku dengan leluasa…aku mengelus elus kepalanya…aku merasakan kenikmatan yang bahkan belum pernah kurasakan bersama mas Heru…Joki yang sudah tidak tahan mengangkat kedua kakinya kupundakku…kulihat dengan jelas kemaluannya tampak merekah dan merah….kupikir saat ini aku bisa saja mengakhirinya…namun entah kenapa mataku beradu pandang dengan mata Joki…matanya yang hitam bulat terlihat lucu dan bening…mata ini murni tanpa ego…cukup lama aku menatapnya, mata itu seolah berkata “ please…aku ingin merasakannya sekali lagi…”

Aku berada didalam keputusan antara menerimanya atau mendorong Joki…namun keputusanku mungkin akan unik…kugenggam kelamin anjing itu…dan “baiklah, kamu dapat apa yang kamu inginkan..”bisikku dalam hati…

Joki adalah anjing kampung, mainnya paling banter sama betina kampung, namun kali ini kelaminnya mendapatkan memek betina manusia…kutarik kelamin si Joki dan kugesek gesekan ke bibir vaginaku…geli juga rasanya…senmakin lama kurasakan tidak adil baginya…dan kali ini aku benar benar melakukannya..aku memasukan kelamin Joki kedalam liang kewanitaanku !

Ughh…ugh…kudorong-dorongkan pantat Joki sehingga alat kelaminnya semakin tenggelam dalam vaginaku..andai dia bisa bicara aku ingin tahu apa komentarnya tentang liang kewanitaanku….paha Joki benar benar mengeras..begitu juga kelaminnya, aku bisa merasakannya sampai bergetar-getar menahan nafsunya…aku memeluk Joki erat…kuelus elus bulunya yang pendek…bulunya yang hitam legam terlihat bersih karena sering dimandikan…Joki menjadi pejantan yang sehat.

Beberapa menit kemudian sodokan Joki melambat..bahkan berhenti…kurasakan semburan spermanya muncrat begitu hebat didalam liangku…kelamin Joki berdenyut denyut hebat…sesaat kami masih berpelukan….dan tak lupa aku berbisik “terima kasih…”

Perlahan lahan Tubuh Joki kudorong menjauh, Penisnya yang masih terbenam di kemaluanku perlahan keluar…masih basah dan merekah…Kelamin itu tampak berdenyut hebat…sepertinya dia menikmati stiap detik persetubuhan kami…

Setelah Joki berdiri dengan keempat kakinya, akupun bangkit….mani cair si joki menetes keluar dari liang kewanitaanku…perlahan moncong Joki yang kasar didekatkan ke memekku…mengndus endus dia, and lalu mejilati maninya sendiri…perasaanku sendiri setelah bersenggama dengan Joki terasa melunak dengan anjing itu, kubiarkan dia menjilati bersih bibir vaginaku.

Setelah puas dengan itu, aku mengambil centong dan mengguyur badanku dengan air hingga bersih…segarnya….. !

Pengasuh Hewan Bagian 4

Tiga hari sejak kubiarkan bunga itu memasukan kepala putiknya kedalam liang kewanitaanku aku menginginkannya lagi, Tokang dan Joki yang sering iseng juga menambah kuat keinginanku untuk melakukannya, tanpa mas Heru sebagai pejantan, hanya bunga itu yang memenuhi syaratku. Akupun melakukannya sekali lagi.

Tak terasa hari sabtu telah tiba, akupun sampai dirumah dan berkumpul bersama keluargaku…singkat cerita aku merasakan kembali kehidupan normal, malamnya mendapatkan jatah dari mas Herupun tiba, setelah melakukannya aku merasa hal itu biasa saja, mas Heru type pria konvensional, hanya kucek kucek kucek sebentar, trus selesai, senggama menjadi suatu kewajiban belaka.

Hari senin, aku kembali ke rumah nenek, dan entah kenapa hari itu rasa gatal kembali menyergapku, keinginan untuk mengurut urut sesuatu di sela kemaluanku yang gatal terasa sangat .aku ingat siklus cairan bunga itu, dua hari setelah bersenggama maka aku akan merasa tanpa gairah, namun dihari ketiga akan membuatku ketagihan. Pantas saja aku dan mas Heru merasa biasa-biasa saja dalam dua hari ini, pikirku.

Siangnya seperti biasa keinginanku tidak tertahankan, aku mengajak Tokang untuk pergi ke pemandian, segera setibanya disana, Tokang seperti biasa hendak kuikat terlebih dahulu, namun kali ini dia lebih cekatan daridugaanku, semakin lama orang utan kecil ini semakin cerdas dan gesit. Dia melompat dan masuk ke sebuah gua kecil, akupun berlari mengejarnya, ketika aku masuk ke dalam ternyata aku telah menembus ke suatu tempat lain yang belum pernah kulihat, disana ada banyak bunga dan jamur yang besar, ada juga kelinci yang besar (sebesar anjing pudel), pohon pohon pinus..dan kupu-kupu, seperti di negeri dongeng. Aku mengejar Tokang dia memanjat sebuah batu dan diatasnya duduk seekor kurakura yang sudah tampak tua. Aku mendekat untuk menangkap Tokang , namun tiba tiba dikejutkan oleh suara sang kura-kura jantan “jangan menangkapnya, dia tidak bermaksud merepotkanmu, tempat ini adalah tempat bermain bagi siapa saja…Tokang adalah teman kami, dan aku adalah kura kura tua temannya.” Aku terkejut dan gelagapan, namun postur dan perawakan si kura-kura (tingginya mungkin sekitar dadaku) membuat aku tidak takut-takut amat. “si…siapa kamu?” tanyaku…”aku adalah penguasa kolam tempatmu mandi…” jawabnya tegas…”uhh,…maaf, tapi aku tidak tahu jika kolam itu ada penunggunya, bisakah aku meminta maaf ?” jawabku agak terpojok, “ karena kamu telah menggunakan kolam kami dengan tanpa izin, maka kami meminta suatu kesepakatan” aku bertanya kesepakatan apa yang diminta” aku menyukai payudara wanita, jika kamu mau membiarkan aku menyusu, aku akan memberikanmu perhiasan sebagai imbalannya” akupun menyetujuinya.

Hari itu aku membiarkan kura kura tua itu menikmati payudaraku, dia menghisap dan meremas remasnya dengan penuh rasa kenikmatan…”aku sudah lama ga bermain beginian…”katanya senang, walaupun begitu kura kura ajaib ini menepati janjinya padaku, dia memberikan segenggam perhiasan. Karena senang dengan pemberian kurakura itu, keesokannya aku pergi kesana lagi…kura kura tampak senang dengan kehadiranku, dan singkat cerita dia puas dengan payudaraku yang montok dan legit…sampai suatu saat aku mulai merasakan rasa gatal lagi di vaginaku…kucoba untuk menahannya namun tidak bisa…akhirnya kucoba untuk menggaruknya secara sembunyi sembunyi, namun rupanya kura kura ini curiga dan bertanya, akupun menjelaskan dengan malu-malu bahwa vaginaku terasa gatal dan mulai berair. Kura kura mengatakan” itu akibat kamu memasukan kepala putik bunga besar kedalam liang kemaluanmu…sekarang coba kulihat, aku bisa mengobatinya” dengan ragu-ragu kusibakkan kainku dan kupelorotkan celana dalamku, bulu kemaluan yang lebat menghiasi auratku…”coba duduk dan mengangkang katanya “ aku dengan ragu-ragu mengikuti perintahnya..dibukanya bibir vaginaku, namun kupasrahkan saja, mungkin saja dia bisa menyembuhkannya…

Setelah memeriksanya sejenak kurakura itu berkata” hmmm, dahulu, majikanmu juga melakukan hal yang sama…ketahuilah sebuah rahasia , Tokang bukanlah orang utan biasa, tidak lihatkah engkau bahwa dia berbulu emas? Dia adalah yang terakhir dari generasinya, akulah yang memberikan kepada majikanmu dulu…orang utan emas dapat menarik segala kekayaan bagi yang memeliharanya…namun syaratnya dia harus diberikan air susu wanita, sedangkan wanita yang menysuinya akan tersedot nasib baiknya dan rezekinya” pungkas si kura kura “hah , jadi selama ini aku telah dipermainkan oleh nenek itu ?” tanyaku…”ya, apakah kamu tidak berpikir, jika pekerjaannya mudah dan bayarannya bagus kenapa pengasuh Tokang yang terdahulu bisa mundur ?, itu karena mereka telah kehilangan rezekinya dan setelah itu majikannya akan menendangnya….”jawab sang kura kura

“lalu bagaimana cara mengatasinya, aku mohon bantulah aku..”pintaku..”hmmm sulit…tapi jika kau tidak mau hidup menderita sepanjang hidupmu, kamu harus membawakan seekor anjing jantan kemari…hanya itu yang bisa membantumu “sahut sang kura-kura.

Keesokan harinya aku membawa Joki ketempat itu, dan disana sang kurakura telah mengunggu. “ ini adalah anjing jantan yang anda minta, mudah-mudahan cocock” kataku…”yap, ini cocok, tapi sebelumnya aku jelaskan semuanya, yang bisa membersihkanmu hanyalah spermaku, disamping itu dengan adanya sperma itu kamu akan mendapatkan rezeki yang melimpah dan perhiasan yang banyak dariku…namun karena aku sudah tua, dan tidak bisa bersetubuh lagi maka aku akan menggunakan tubuh anjing ini sebagai perantaranya….bagaimana ?” pernyataan sang kurakura membuatku linglung..namun jika hanya ini jalan satu-satunya maka akupun menyanggupinya…aku mengangguk setuju...apa boleh buat…

Kura kura mengajakku masuk ke gua didekat sana untuk melakukan ritual tersebut. Aku diminta melepaskan pakaianku dan tidur diatas sebuah batu besar dalam keadaan telanjang bulat. Sementara itu Joki rupanya sudah tidak sabaran, kupikir tanpa pergantian rohpun dia tetap berhasart padaku…sang kura kurapun duduk bersila, lalu tubuhnya ambruk ketanah pertanda rohnya sudah masuk ketubuh Joki. Joki yang sekarang tiba-tiba terdiam, lalu dia bisa bicara “ wah…sepertinya anjing ini cabul sekali…dia tidak tahan melihat kemolekan tubuhmu dan dari dulu berhasrat menjalin senggama denganmu…hal ini akan memudahkanku” ooohhh…tidak…pikirku…aku pasrah saja, aku hanya ingin sembuh, dan walaupun syaratnya cukup sulit, namun aku menjalaninya dengan pasrah.

Kepala joki yang kasar dan hitam mendekati kemaluanku…aku terlentang tanpa busana diatas batu besar itu…perlahan lahan dia mengendus-endus…kurasakan semburan nafasnya disela-sela selangkanganku….

“aku akan menjilati itilmu dahulu, supaya kemaluanmu lebih berair” sahut Joki, akupun mengangguk, kukangkangkan kedua pahaku sehingga lidah Joki yang kasar bisa menjilati itilku, lidahnya keras dan kasar, dengan cepat aku mengalami rangsangan, rupanya sang kurakura tua sangat mahir merangsang wanita. “ah kau sudah mulai terangsang rupanya, sepertinya ini saatnya” Joki melompat keatas, aku merasa sangat tegang, namun tak ada yang bisa kulakukan,tubuh molekku dijilatinya semua, payudaraku yang padat dan kencang juga, akhirnya alat kelamin kami berdua saling bergesekan semakin lama itilku semakin geli karenanya..” cepat masukakan sebelum aku keluar “ seru sang kura kura..aku segera menggenggam kontol si Joki dan memasukannnya kedalam liang wanitaku perlahan tapi pasti kami berdua berusaha memasukannya perlahan demi perlahan, dan sekarang semuanya amblas hingga buhul anjing itu juga. Tak pernah kusangka aku akan bersetubuh dengan seekor anjing kampung…Posisiku terkunci dibawah, terlentang dan mengangkang, sedangkan Joki menindihku dari atas. Pantatku bergoyang goyang karena sodokannya, tak kusangka aku bisa bersetubuh dengan anjing kampung ini. Kontolnya yang besar, sesak didalam liang vaginaku.

Sang penunggu didalam tubuh Joki terus memacu kontolnya, sedangkan aku mulai merasakan iramanya, ikut menggoyang goyangkan pinggulku. Lama kelamaan sodokannya makin keras dan cepat….Akhirnya aku orgasme juga, bersamaan dengan Joki yang menyemprotkan spermanya kedalam liangku…ughh..ugh…Joki menggeram hebat…croottt..croottt banyak sekali sperma yang ditumpahkannya ke liangku…sepertinya dia benar benar puas sekali…tubuh anjing Joki agak lama tidak melakukan perkawinan, dan kali ini nafsunya dikeluarkan didalam kemaluanku, seorang wanita molek yang sudah menikah…

Aku terlunglai kelelahan, Joki juga, aku kemudian terlelap dan ketika terbangun di sekitarku terdapat banyak sekali kalung emas dan permata, aku segera mengumpulkannya dan membawanya pulang, aku berusaha melupakan kejadian persetubuhanku dengan Joki, dan lebih memikirkan cara membawa pulang semua perhiasan itu….

Pengasuh Hewan Bagian 3

Kisahku dengan Joki dan Tokang belum selesai sampai disitu, suatu hari air susuku berkurang dan kadang kadang macet sama sekali, akupun mengadukannya kepada nenek tentang hal ini, “ hmm, kasiat serbuk sari itu sudah habis, sepertinya kamu harus mecarinya lagi, kalau yang dekat sini ada beberapa buah yaitu didekat permandian yang kutunjukan waktu ini, sedangkan kalau sudah habis berarti kamu harus mencarinya disungai Kimo di barat sana” kata nenek. Jadi kuputuskan untuk mencari di pemandian dekat sini saja…aku kesana siang hari, pemandian didindingi tembok, dan memakai pintu seng , pemandangan alamnya sungguh luar biasa, suasananya juga adem khas hutan tropis…

Aku melihat 3 bunga besar disana, 2 sudah masak dan 1 lagi masih kecil, kudekati bunga yang besar. Sementara Tokang kuikat didekat pohon yang agak besar disana. Setelah aman, aku tidak tahan untuk membuka bajuku, menikmati jernihnya air pemandian itu…bunga besar tumbuh langsung ditanah, layaknya bunga bangkai…hanya saja kepala putiknya tampak menonjol keatas…setelah puas mandi, akupun mendekati bunga itu, kupikir jika kupotong kepala putiknya mungkin dia akan mati seperti bunga terdahulu, dan jika semua bunga disini mati, akupun akan repot mencarinya di sungai Kimo yang agak jauh.

Jadi kuputuskan untuk “melakukannya” disini saja, kupilih bunga yang paling tersembunyi tempatnya, disini, bahkan Tokangpun tidak bisa melihatku karena terhalang sebuah batu besar. Akupun mulai bersiap-siap, setelah mengeringkan badanku dan menggunakan dasterku, akupun mengangkang diatas bunga itu. Ragu-ragu juga aku mulai perlahan mendekatkan kelaminku dengan kepala kelamin sang bunga.

Dan saat kepala putiknya bersentuhan dengan liangku..kurasakan ada sensasi getaran darinya…akhirnya kuberanikan untuk mendorong pantatku kebawah..dan blesss…kepala putik seukuran 15 cm amblass amsuk ke liang kewanitaanku , kuberanikan juga duduk di kelopak bunga itu (bunganya keras seperti kayu, sehingga bisa menopang tubuhku) kakiku mengangkang sempurna, kedua pahaku ditopang oleh kelopaknya yang kuat sedangkan vaginaku mengurut urut kepala putiknya yang keras dan bertekstur kasar….

Aku mulai merasakan keenakan, tiba tiba kurasakan kepala ptik itu bergerak gerak, keatas-kebawah dan kadang bergetar-getar…rasanya memang enak…ughhh..kepala putik itu juga semakin membesar..namun tidak masalah karena vaginaku bisa menyesuaikan diri…aku duduk dalam posisi statis..sendangkan kepala putik sibuk berkelojotan menusuk nususk vaginaku…teksturnya yang kasar dan berbintil bintil menambah kegelian yang kurasakan…ughhh…ahhh…aku benar benar merasakan kegelian sekaligus kenikmatan yang sangat di vaginaku…tak kusadari tanganku mulai menysup dan mulai memainkan itilku…emakin lama semakin cepat…dan ughhhh…orgasme pertamaku…kurasakan beguitu hebat…bahkan dengan mas Heru aku tidak pernah merasakannya…kurasakan liang kemaluanku mulai basah dan licin…dan cairan itu –entah bagaimana- merangsang si kepala putik untuk semain keras menodok…sepertinya kepala putik itu mulai terangsang oleh cairan vaginaku..dan sodokannya sangat keras dan liar…”astaga..stop stop…pelan-pelan..”rintihku…tapi kepla putik itu tetap melakukannya.

Selama 20 menit aku merasakan kenikmatan bersenggama dengan supucuk bunga??, astaga…tapi itulah faktanya.

Sang kepala putik menyemprotkan cairannya dengan keras, kali ini lebih banyak dan lebih keras dibandingkan yang dulu…dan uniknya kelopak bunganya berubah warna lebih merah dan cerah…astaga…dia menikmatinya..pikirku dalam hati…tanganku mengelus-elus kelopak bunga itu, pertanda akupun menikmatinya…ini hanya sebuah permainnan pikirku..bukan perselingkuhan..pikiranku waktu itu berusaha untuk membenar-benarkan tindakanku..dan memang benar, toh ini seperti memasukan mentimun kedalam vaginaku, suamiku pernah mencobanya, jadi anggap saja seperti itu toh ?!…

Kejadianku bersenggama dengan sang kepala putik sedikit banyak telah merubahku, kini aku tidak malu-malu lagi dengan Tokang dan Joki, walaupun aku tetap menjaga agar tidak bersetubuh dengan mereka. Tokang sekarang sudah resmi berbagi kamar denganku. Sekarang setiap kali aku berganti baju dan mandi aku mengajaknya, monyet kecil ini seringkali meraba kemaluanku…hal itu bukan barang aneh lagi baginya, walaupun kadang aku melarangnya tapi disaat saat suntuk kubiarkan saja dia bereksperimen, diapun sudah mulai mahir memelorotkan celana dalamku…kadang kadang aku tertawa dibuatnya. Joki lain lagi, anjing itu kadang cuek padaku, namun disaat kegatalan akibat cairan bunga beraksi, hidungnya yang tajam membuatnya membaui aroma vaginaku yang terangsang. Berbeda dengan Tokang yang masih kecil (belum puber) Joki sudah cukup usia, sepertinya dia tahu bagaimana cara menggauli betina termasuk aku. Itulah sebabnya aku lebih membatasinya, hanya jika aku memandikannya saja dia bisa melihatku telanjang bulat, kadang juga jika aku merasa “gatal” kubiarkan anjing ini menjilat-jilati anusku..rasanya geli banget. Namun biasanya aku tidak tahan, dan membiarkannya menjilati kemaluanku juga. Kadang dia berusaha melompatiku, sepertinya dia ingin menyetubuhiku, namun tentunya tidak kubiarkan.

Pengasuh Hewan Bagian 2

Hari senin tiba tanpa terasa, akupun pergi kerumah nenek, dan akupun disambut oleh Tokang dengan ceria, rupanya dia sangat merindukanku. Selama dua hari ini tidak kurasakan apa apa yang berubah dari diriku. Kecuali susuku bertambah agak besar, dan memang benar susuku bisa mengeluarkan air sekarang. Tokang amat girang dengan “mainan” barunya, untung dirumah selalu sepi, karena nenek dan kedua anaknya pergi mengurus pabrik mereka.

Orang utan kecil itu menetek kepadaku di sepanjang siang…rasanya geli juga teteku dikulum kulumnya…ada perbedaan antara menyusui saat hamil dan tidak hamil.dan sepanjang hari itu tampak biasa biasa saja, dan haripun berlalu dengan cepat.

Seusai mandi aku terbiasa membawa Tokang ke kandangnya, namun kali ini dia menjerit jerit, sepertinya dia ingin bersamaku seharian. Nenek memintaku mengajaknya..”tak apa, ajaklah dia, Tokang tak akan mengganggu, dulu dengan pengasuhnya juga dia tidur disana..”katanya, akupun mengajaknya tidur dikamarku, ada dua bed disana, sebenarnya aku memang ingin mengajaknya tidur disini, lumayan ada teman, pikirku…

Dimalam harinya tiba tiba aku merasakan gatal gatal di bagian paha atasku, aku mengelus-elusnya untuk mengusir gatalku, namun kemudian vaginaku juga terasa agak gatal…dan bahkan liangnya juga terasa seperti agak gatel. Aku mulai meraba dan menggesek celana dalamku…berharap bisa menghilangkan gatalnya. Aku mulai tidak tahan…tanganku mulai menggesek gesek celana dalamku lebih keras…lebih cepat. Dan akupun mengalah…tiba tiba karena liang kemaluanku gatal, ingin sekali aku menggaruknya kedalam…kubuka celana dalamku…dan mulai memasukan jari jariku kedalamnya.

Aku mulai panik…namun keenakan juga…aku tebangun dan hendak mencuci vaginaku di kamar mandi. Tapi tiba tiba mataku tertuju pada kotak kecil tempat menyimpan “kepala putik”. Iseng aku membuka kotak itu, dan ternyata kepala putik itu masih disitu, walaupun ukurannya telah menysut, namun jangkauannya masih lebih panjang dari jari jariku”ini alat bantu yang berguna” pikirku…

Kepala putik kumasuan kedalam vaginaku yang berbulu. Perlahan lahan kukorek korekkan kepala putik itu kedalamnya. Semakin lama semakin nikmaaatt…uhhh..rasanya sangat enak…dan aku pikir bahkan aku belum pernah menikmati yang seperti ini sebelumnya. Tiba tiba aku merasaakan birahi yang besar, keringatku bercucuran dan korekan kepala putik itu semakin kupercepat, liang vaginaku sekarang telah basah, dan sesaat kemudian…sreettt sreettt ceeerrrrr..ughhh…aku mengalami ledakan orgasme yang luar biasa…liang vaginaku sepertinya berdenyut hebat…aku masih bisa merasakan kepal putik itu tertancap di liang kemaluanku turut bergetar settiap kali vaginaku berdenyut…”ughhh …nikmat sekali…”pikirku

Kedua mataku kututup dengan bantal…rasa orgasme masih menyelimuti diriku..”apa yang terjadi ?” tanyaku dalam hati…” mungkin cairan kepala putik itu menyebabkan kegatalan pada vaginaku, itu sebabnya para peternak disini menggunakannya untuk membuat sapi betina mereka lebih birahi.

Sesaat berlalu, kedua tanganku masih mendekat bantal yang menutup mataku. Tiba –tiba oh..sungguh diluar dugaanku ada tangan yang meraba bibir kemaluanku yang merekah akibat tertancap kepala putik tadi. Dengan sigap aku terbangun, dan hampir saja aku berteriak…rupanya Tokang telah terbangun, dan aku tidak tahu apakah dia melihat pengasuhnya bermasturbasi, namun kali ini dia telah meraba-raba vaginaku…sesaat kemudian kepala putik itupun terjatuh…pluk…dan tampak jelas lubang vaginaku berdenyut dan basah…Tokang semakin tertarik dengan itu…tangannya meraba raba dinding vaginaku yang basah. Aku sanagt terkejut dan gugup, astaga…baru pertama kali ada yang meraba vaginaku selain suamiku mas Heru…aku tidak bisa berbuat banyak….Tokang sepertinya terheran heran dengan alat kelamin betina dewasa, tiba tiba dia membauinya..membaui vaginaku..sniff..sniff…dan mulai menjilati tangannya sendiri yang berlumuran cairan vaginaku…dan buruknya Tokang menyukai rasanya…dia mulai menempelkan mulutnya ke vaginaku…oh..astaga…apa yang dilakukannya…tapi semua itu sirna…kupikir lebih baik untuk menikmati saja semuanya..kubiarkan Tokang menjilati vaginaku…dan bahkan dia menyedotnya dalam dalam….kepalanya sibuk beroperasi di selangkanganku sementara kukangkangkan kedua pahaku lebar lebar…dan ughhh…crooottt..serrrr….kurasakan orgasme kedua yang lebih hebat lagi….Tokang semakin menikmatinya…mungkin dia pikir ini sama dengan air susu payudara..he he mungkin juga dia berpikir begitu, Tokang masih kecil untuk mengenal sex, walaupun akupun tidak bisa memastikan dia tidak memiliki keinginan bersetubuh denganku…setelah cairannya habis Tokang pindah dan tertidur…syukurlah dia tidak ingin macam macam pikirku…dan karena lelah akupun juga tertidur …terlentang dan telanjang….

Siangnya aku terbangun, suasana sudah sepi…akupun makan, setelah mengurus Tokang, akupun memasukannya ke kandangnya. Kali ini aku akan membersihkan kandang kuda milik nenek. Kuda disana ada tiga ekor semuanya betina, akupun membersihkannya dan menyemprotkan air dan bersih bersih, setelah memberi makan kuda akupun ingin segera mandi…namun sepertinya gatal gatal itu mulai terasa lagi…selama mengurus kuda aku mulai merasakannya lagi, hal ini membuatku merasa sedikit tersiksa…pada sudut sebuah meja aku mulai menggesek gesekan kemaluanku…namun rasanya malah semakin terasa…akupun kehilangan akal sehat…rasa gatal itu telah menguasaiku…aku mulai belingsatan untuk mencari “benda yang enak” untuk pelampiasanku…akhirnya sebatang kayu silinder tebal 5 cm melintang memberikan aku sebuah ide…kayu bulat itu melintang horisontal dan tersambung pada dua buah tiang kayu. Akupun melepas celana dalamku…rasanya tidak akan ada yang melihat, aku tidak tahan…aku mengangkang dan tepat dibawah vaginaku, kayu horisontal itu… kugesek gesekan vaginaku…dan mulai basah…sambil mengawasi kuda kuda itu makan akupun menikmati sex nikmatku sendiri…

Dan kali ini vaginaku memang basah…saat itu, Joki anjing nenek masuk ke kandang, Joki memang anjing kampung, gunanya menjaga rumah ketika sepi. Dia terbengong melihatku duduk diatas sebatang kayu…perlahan didekatinya aku..dan mengendus endus. Joki tidak terlalu besar hanya sepaha bawah ku, tubuhnya biasa saja. Mula-mula dia mulai curiga dengan bau yang dia cium…dia mulai agak tegang dan seperti kebingungan…tapi perlahan dia mulai mendekat…dan akupun mulai curiga kalau-kalau anjing kampung ini membaui cairan vaginaku yang mulai menetes…”huss ..huss kataku mulai mengusirnya…namun Joki semakin mendekat..dan Happ!! Anjing kampung itu nekad memasukan moncongnya ke balik daster pendekku…ughh…akupun mundur secara refleks namun tubuhku terhalang tiang kayu dibelakangku…aku tidak bisa berkelit…kakiku mengangkang sempurna dan vaginaku tanpa penutup apapun…aku tidak mengerti mengapa Joki doyan menjilati vagian wanita ? ughhh…aku tidak bisa berbuat apa-apa…sapuan lidah kasar Joki membelah vaginaku yang telah basah oleh cairan…aku tidak bisa berbuat apa-apa…jujur saja aku agak takut dengan ajing itu..jadi kiubiarkan saja dia menjilati kemaluanku..segera setelah mendapatkan jeda, aku melompat dan pergi kedalam rumah…

Sesampainya disana, nenek dan kedua anaknya telah sampai, Joki masih saja berusaha menjilat-jilati kelaminku…dan untuk menghindari ketahuan oleh penghuni runah,(apalagi aku tidak pakai cd ) aku segera menyelinap ke dapur… kuberikan Joki sepotong kue dan perhatiannya sejenak beralih. Tiba-tiba nenek masuk kedapur, kami berbasa-basi sebentar dan setelah mengecek semua pekerjaan rumah beres dia berkata “ kalo semua sudah beres kamu boleh mandi…oya, si Joki ini sepertinya agak kotor mandikanlah dia..” aku mengangguk, “keenakan deh anjing ini..”pikirku

Aku menarik Joki segera ke kamar mandi pembantu, (kamar mandiku berbeda dengan kamar mandi utama), setelah mengunci pintu, akupun hanya tinggal berdua didalam dengannya…kali ini benar-benar tidak ada yang bisa memisahkan aku dari anjing kampung ini…hanya daster pendek dan tipis ini yang memisahkan tubuhku darinya. …aku segera mengambil selang dan memandikannya, setelah dia basah, aku segera menyabuni anjing itu dengan sabun, sesaat ketika aku agak berjongkok vaginaku terlihat oleh Joki, hal ini memberikannya ide sekali lagi untuk menjilatinya..

Aku mulai terbiasa dengan itu, kubuka baju dan braku…dengan telanjang bulat kami mulai madi bersama…aku berdiri di pancuran dan mulai merasa nyaman…kubiarkan Joki menjilati belahan pantatku…kutunggingkan sedikit sehingga dia bisa menjilati anusku…akupun tertawa geli…tidak apa pa toh..pikiranku mulai berusaha membenarkan tindakanku ini…toh aku tidak bersetubuh dengan anjing ini pikirku…anjing ini cukup berguna juga, aku mulai merasakan keenakan…

Pengasuh Hewan Bagian 1

Cerita kali ini memang sedikit ajaib, berawal dari saat dulu saat aku beserta mas Heru suamiku merantau ke Kalimantan. Kami tinggal 2 tahun lamanya disana. Oya, namaku Ayu, saat itu sudah dikaruniai 2 orang anak yang masih kecil kecil. Banyak orang bilang wajahku mirip artis seksi Emma Warokah, aku asli Sunda,sedang suamiku dari Solo.

Kisah ini berarti telah lewat 12 tahun dari kejadian itu. Kini aku sudah sangat mapan dan menjadi pengusaha eksportir kain dan kerajian tangan. Tapi walaupun begitu, ada keinginan yang mengusikku untuk menceritakan kisah unik yang pernah kualami ini kepada kalian.

Tahun 1996, kami adalah keluaraga menengah yang mengikuti jatah transmigrasi pemerintah ke Kalimantan. Aku berusia 32 tahun waktu itu. Saat berangkat menuju kesana banyak harapan yang menggantung dipundakku dan mas Heru untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Namun apa lacur. 2 tahun berlalu tetapi ternyata mas Heru tidak berbakat berladang. Beberapa hektar ladang yang diberikan pemerintah ternyata tidak sanggup dia kelola. Sebenarnya akupun tidak bisa menyalahkannya sepenuhnya. Beberapa dari tetangga kami memilih pulang ke Jawa daripada bertahan disana. Hanya tersisa 10 KK saat itu di sekitar rumah kami.

Saat itu kami sebenarnya sudah hendak pulang ke Jawa. Memasrahkan diri, sampai suatu ketika suatu tawaran dating ke rumah kami. Mas Herulah yang membawanya, dia bercerita padaku bahwa di desa seberang, tidak jauh dari rumah kami ada penawaran pengasuh hewan orang utan dengan gaji yang lumayan.

Singkat cerita kami menuju ke rumah sang panawar. Rumahnya besar seperti villa ditengah hutan. Pemiliknya seorang nenek-nenek usianya kira kira 60 tahunan, dia tinggal bersama dua orang anak perempuannya yang tidak menikah. Dua orang anak lakinya diceritakan tinggal merantau. Dia memiliki industri kain tenun namun letaknya terpisah dari rumahnya. Jadi kehadiranku disitu diharapkan dapat membantunya membersihkan rumah dan kandang serta merawat seekor orang utan jinak dan berbulu kuning emas yang bernama Tokang. Uangngya lumayang besar, disamping itu rumahnya tidak terlalu jauh dan besar serta nyaman. Aku diminta tinggal selama seminggu, jadi hanya setiap hari sabtu dan minggu aku bisa pulang kerumah.

Mulanya aku ragu, namun tawaran sang saudagar sangat sulit untuk ditolak, disamping itu kami butuh modal untuk memulai hidup lagi di Jawa. Akhirnya aku terima tawarannya.

Singkat cerita, aku mulai tinggal dirumah nenek, dan diperkenalkan dengan Tokang, orang utan asuhanku. Nenek menjelaskan segala cara mengasuhnya. Hari pertama kedua dan ketiga terasa menyenangkan karena Tokang sangat lucu dan tidak menyusahkan. Dihari keempat Tokang mulai rewel dan tidak mau makan. Sang nenek pun menegurkudan berkata “ Ayu, Tokang sangat suka air susu wanita, tidakkah kamu bisa memberinya ? pengasuhnya yang dulu memberinya setiap hari jadi karena itu aku mencari pengasuh wanita yang sudah menikah”. “hmm air susuku tentunya tidak keluar nek, kataku, karena sudah lama sejak aku melahirkan.

Nenek mendekatiku dan berkata pelan, “hmm..tidak apa, disini, kami punya cara untuk memancing air susu supaya keluar tanpa hamil…, maukah kamu? Nanti nenek kasih bonus “katanya.. akupun mengiyakannya.

Dihutan dekat sini ada bunga besar yang serbuk sarinya biasanya digunakan untuk memperbanyak air susu ternak. Nenek dan aku mencari bunga itu disekitar pemandian dekat sungai. Setelah kami menemukannya, nenek berkata “ Ayu, ini yang disubut bunga besar, besarnya seukuran bunga bangkai, dan lihat kepala putiknya, dari situ keluar getah cairan “serbuk sari” namun cairan itu juga bermanfaat untuk membuat ternak-ternak betina kami birahi dan memproduksi susu lebih banyak, walaupun dia sedang tidak hamil, “caranya bagaimana nek ?” tanyaku sambil menatap keherannan bunga itu.

Kamu lihat kepala putik itu ? katanya..kepala putik bunga itu sebesar dua jari manusia, bentuknya kasar dan keras mirip buah Paya. “caranya sekarang adalah membuat tubuhmu terangsang untuk mengeluarkan air susu, cairan bunga ini bisa merangsangnya keluar. Tetapi untuk melakukannya harus dimasukan kedalam liang kemaluanmu…hal ini sering dilakukan penduduk disini, untuk menolong keluarnya air susu ibu yang baru melahirkan, namun hal ini hanya boleh dilakukan kepada wanita yang sudah menikah, karena…kau sudah tentu tahu maksudku bukan?” katanya sambil tersenyum’ “itulah sebabnya aku mencari pengasuh Tokang yang sudah menikah Ayu, kamu boleh menolaknya jika kamu keberatan” pungkasnya…

Namun bagiku, hal seperti ini bukanlah suatu hal yang patut dibesar besarkan, nenek benar, aku telah menikah dan punya 2 orang anak, bagiku hubungan intim sudah bukan hal asing lagi, alat kelaminku sudah terbiasa , selain juga karena mas Heru selalu gemas melihat kemontokan dan kesintalan tubuhku. Memasukan benda kedalam liang vaginaku tentu merupakan hal aneh pertama yang kulakukan namun karena nenek menjanjikan memberikan modal usaha bagi suamiku, akupun bersedia.

Malamnya seteah mandi, aku membuka bungkusan “alat kelamin” bunga yang telah terpotong itu, nenek telah memotongnya dan membungkus rapat kepala putik itu. Sesaat kupandangi kepala putik itu, sepintas memang mirip alat kelaminmanusia, ah tidak…mirip terong, warnanya ungu kehijauan, bergurat dan bentol bentol, ukurannya sebesar satu setengah jari manusia, panjangnya kira kira 15 cm. agaknya ukurannya mengkerut, mungkin karena dipotong, nenek juga berpesan agar kepala putiknya cepat cepat “dipakai” agar tidak layu. Tanpa ragu lagi kuangkat rokkudan melepas celana dalamku. Dengan perlahan kumasukan kepala putik itu ke liang vaginaku, perlahan lahan namun pasti seluruh kepala putik telah masuk kedalam. Sementara itu aku masih berdiri mengangkang dengan sebuah benda terjepit di dalam liang kemaluanku. Lama kelamaan timbul keisengan untuk menggesekgesekannya..sekali, dua kali..kupikir itu cukup menyenangkan untuk mengusir sepi…beberapa menit kemudian benda itu agak membengkak dan mengeluarkan cairannya tepat didalam liang kemaluanku, croootttt…semburannya ternyata cukup banyak…sampai sampai menetes keluar dan membasahi kedua paha putihku yang mulus. Nenek berpesan agar tidak mencucinya, jadi aku biarkan saja begitu dan pergi tidur.

Besoknya aku mendapatkan jatah pulang kerumah, sesampainya disana aku mendapati mas Heru sedang bersiap siap pergi ke Balikpapan untuk mengurus order pembelian pupuk, syukurlah dia mendapatkn rezeki baru, aku tidak khawatir dengan mas Heru karena dia lelaki baik baik. Selama 2 hari dia akan menempuh perjalanan jadi hari sabtu dan minggu aku dirumah mengasuh anak sedangkan hari senin kami harap urusan mas Heru sudah selesai dan dia bisa mengantikan aku tinggal dirumah selama aku bekerja di rumah nenek.

Haripun berlalu, cukup lama juga rasanya, aku pikir aku akan bisa kumpul dengan mas Heru hari itu, setelah kesepian selama beberapa hari, akupun sendirian dirumah, dan selama beberapa hari kedepan akan tetap sendiri.

Bersambung

Template by : kendhin x-template.blogspot.com